Causes, Symptoms and Treatment of Endometriosis

endometriosis

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), vagina, atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus).

Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal sebagai tempat untuk menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Bila tidak dalam kondisi hamil, endometrium tersebut akan luruh, lalu keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi. Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang penyakit endometriosis.

Penyebab Endometriosis

Penyebab endometriosis masih belum diketahui. Namun, para ahli meyakini ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebab endometriosis. Beberapa kondisi yang diduga jadi penyebab edometriosis yaitu :

  • Menstruasi retrograde

Menstruasi retrograde, atau menstruasi dua arah, terjadi ketika sel endometrium dan jaringan yang seharusnya terbuang ke vagina juga ikut mengalir ke arah leher rahim dan tuba falopi. Sel endometrium ini menempel pada dinding pelvis dan permukaan organ pelvis, tumbuh, terus menebal, dan berdarah sepanjang siklus menstruasi. Dalam banyak kasus, menstruasi retrograde merupakan penyebab endometriosis yang paling sering terjadi.

  • Perubahan sel embrio

Sel embrio menghasilkan sel yang melapisi perut dan rongga panggul. Apabila satu atau beberapa area kecil dari lapisan perut berubah menjadi jaringan endometrium, hal ini bisa jadi penyebab endometriosis.  Kondisi ini umumya dipengaruhi oleh hormon estrogen yang tidak seimbang.

  • Gangguan sistem imun

Penyebab lainnya dari endometriosis adalah gangguan sistem imun. Apabila sistem imun Anda memiliki masalah yang membuat tubuh tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim, penyakit ini dapat terjadi.

  • Bekas luka bedah

Jika pernah menjalani operasi seperti histerektomi atau operasi Caesar, implantasi bekas operasi yang terbentuk dapat membuat sel menempel sehingga bisa jadi penyebab endometriosis.

  • Pengedaran sel endometrium

Apabila sel endometrium dihantarkan oleh pembuluh darah atau cairan jaringan ke bagian tubuh lainnya, hal ini bisa jadi penyebab endometriosis.

Baca juga tentang : Perhatikan ! Penyebab dan Gejala Penyakit Menular Sifilis

Tanda dan Gejala Endometriosis

Kondisi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti:

  • Nyeri di perut bagian bawah dan panggul.
  • Volume darah yang berlebihan saat menstruasi.
  • Sakit saat buang air besar atau buang air kecil.

Stadium Endometriosis

Endometriosis terbagi menjadi empat tingkatan, yang tergantung kepada lokasi, jumlah, ukuran, dan kedalaman lapisan endometrium. Berikut ini adalah empat tingkatan endometriosis dan ciri-cirinya:

  • Endometriosis minimal. Muncul jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur. Peradangan juga dapat terjadi di sekitar rongga panggul.
  • Endometriosis ringan. Terdapat jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur dan dinding panggul.
  • Endometriosis menengah. Terdapat beberapa jaringan endometrium yang cukup dalam di indung telur.
  • Endometriosis berat. Terdapat jaringan endometrium yang dalam di indung telur, dinding panggul, saluran indung telur, dan usus.

Faktor Risiko Endometriosis

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit endometriosis adalah:

  • Tidak pernah melahirkan
  • Salah satu anggota keluarga (ibu, tante, atau saudara perempuan) memiliki riwayat penyakit ini
  • Keluarnya darah menstruasi dari tubuh terhambat oleh suatu kondisi medis
  • Pernah mengalami infeksi pelvis
  • Memiliki kelainan pada rahim
  • Mengalami menstruasi pertama sebelum berusia 12 tahun
  • Bentuk abnormal pada rahim, leher rahim, atau vagina yang menghambat atau memperlambat menstruasi

Pengobatan Endometriosis

Pemilihan metode pengobatan tergantung tingkat keparahan dan apakah penderita masih ingin memiliki anak. Pengobatan endometriosis meliputi:

  • Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
  • Terapi hormon untuk menghentikan produksi hormon estrogen.
  • Prosedur operasi, seperti laparoskopi, laparotomi, histerektomi.

Sumber : https://klinikraphael.com/penyebab-gejala-dan-pengobatan-endometriosis/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional :

Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

konsultasi klinik raphael

Ketahui Gejala dan Pengobatan Vaginosis Bakterialis

vaginosis bakterialis

Vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina. Umumnya, tubuh memiliki bakteri baik yang berfungsi melindungi tubuh dari bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi. Namun, pada penderita vaginosis bakterialis, jumlah bakteri baik di dalam vagina berkurang sehingga tidak mampu melawan infeksi. Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang penyakit vaginosis bakterialis.

Penyebab Vaginosis Bakterialis

Penyebab vaginosis bakterialis adalah adanya pertumbuhan berlebih dari bakteri tertentu, sehingga mengganggu keseimbangan alami bakteri di dalam vagina. Ada dua jenis bakteri di dalam vagina, yaitu :

  1. Bakteri baik

Bakteri baik merupakan bakteri Lactobacillus yang berfungsi membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH normal atau tingkat keasaman vagina. Bakteri ini mendominasi jumlah bakteri di dalam vagina, yaitu sekitar 95%.

  • Bakteri jahat

Bakteri jahatyaitu bakteri anaerob. Ketika jumlah bakteri baik menurun, pertumbuhan bakteri anaerob akan berlebih sehingga menyebabkan vaginosis bakterialis.

Adapun Penyebab ketidakseimbangan jumlah bakteri di vagina yaitu:

  • Reaksi terhadap antibiotik
  • Alat intrauterine
  • Seks yang tidak aman
  • Semprotan air

Gejala Vaginosis Bakterialis

Gejala paling umum infeksi bakteri vagina adalah:

  • Terasa gatal dan iritasi di vulva dan vagina
  • Vagina bau (bau semakin parah setelah berhubungan seks)
  • Leukorea (cairan keputihan) sangat sedikit dan biasanya berwarna putih

Gejala lainnya yaitu:

  • Terasa sakit saat berhubungan seks
  • Disuria
  • Kulit di sekitar vulva jadi meradang dan kemerahan

Baca juga tentang : Perhatikan ! Penyebab dan Gejala Penyakit Menular Sifilis

Diagnosis Vaginosis Bakterialis

Langkah awal yang dilakukan untuk mendiagnosis vaginosis bakterialis adalah menanyakan riwayat kesehatan, gaya hidup, dan gejala yang dialami pasien. Selain itu juga, mungkin akan melakukan pemeriksaan lain untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Pemeriksaan vagina. 

Dokter akan memeriksa bagian dalam vagina dengan bantuan alat yang dinamakan spekulum untuk melebarkan liang vagina.

  • Pemeriksaan sampel sekresi vagina. 

Sampel cairan keputihan diambil dengan prosedur usap (swab), kemudian diteliti di laboratorium untuk mendeteksi adanya pertumbuhan bakteri anaerob berlebih di dalam vagina.

Komplikasi Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis biasanya tidak menyebabkan komplikasi. Namun jika dibiarkan tanpa pengobatan, vaginosis bakterialis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Komplikasi dalam kehamilan. Wanita hamil yang menderita vaginosis bakterialis memiliki risiko kelahiran prematur dan meningkatkan risiko tinggi munculnya infeksi setelah proses persalinan.
  • Penyakit radang panggul. Radang panggul (PID) merupakan jenis penyakit peradangan pada rahim dan saluran indung telur yang dapat menurunkan tingkat kesuburan.
  • Infeksi menular seksual. Vaginosis bakterialis meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual, seperti virus herpes simplex, chlamydia, dan HIV.
  • Infeksi setelah operasi. Vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko infeksi pasca operasi daerah panggul, seperti histerektomi atau operasi caesar.

Baca juga tentang : Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Pencegahan Vaginosis Bakterialis

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan bakteri tersebut, antara lain:

  1. Jangan menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan air, karena dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi. Jika bakteri ini hilang, maka akan meningkatkan risiko vaginosis bakterialis.
  2. Menurunkan risiko iritasi vagina. Risiko iritasi vagina dapat diturunkan dengan cara hindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi untuk membersihkan bagian luar vagina.
    Gunakan celana dalam berbahan katun dan jangan mencuci celana dalam menggunakan sabun cuci dengan kandungan kimia keras.
    Gunakan pembalut tanpa kandungan pewangi.
  3. Mencegah infeksi menular seksual. Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan, atau dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

Pengobatan Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis biasanya diobati oleh antibiotik, baik dalam bentuk tablet minum atau tablet yang dimasukkan ke dalam vagina (ovula). Antibiotik dapat membunuh bakteri yang menyebabkan gejala penyakit ini. Dokter akan memberikan antibiotik, jika:

  • Gejala terus berlangsung.
  • Gejala muncul saat kehamilan.
  • Akan menjalani prosedur operasi daerah panggul, seperti histerektomi atau pengangkatan rahim. Pengobatan antibiotik akan menurunkan risiko infeksi serius yang mungkin terjadi pasca operasi.

Sumber : https://klinikraphael.com/ketahui-gejala-dan-pengobatan-vaginosis-bakterialis/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional :

Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

konsultasi klinik raphael

Bahaya Komplikasi Akibat Pielonefritis

pielonefritis

Pielonefritis adalah penyakit infeksi pada ginjal disebabkan oleh bakteri atau virus. Kandung kemih menyimpan urin sebelum dikeluarkan oleh tubuh. Bakteri dan virus biasanya mencapai kandung kemih melalui uretra (saluran yang mengeluarkan urin dari kandung kemih hingga keluar tubuh) dan menyebabkan infeksi yang memengaruhi ginjal hingga memicu pielonefritis. Infeksi ginjal  dapat menimbulkan gejala berupa munculnya darah atau nanah pada urine. Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang bahaya komplikasi penyakit pielonefritis.

Penyebab Pielonefritis

Sebagian besar infeksi ginjal disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain oleh bakteri, infeksi ginjal juga dapat disebabkan oleh infeksi virus atau jamur, meskipun keduanya jarang terjadi. Walaupun banyak bakteri dan virus yang menyebabkan pielonefritis, tetapi bakteri paling umum adalah Escherichia coli.

Bakteri penyebab infeksi ginjal biasanya berasal dari saluran pencernaan yang keluar bersama tinja, lalu masuk ke dalam lubang kencing dan berkembang biak di kandung kemih, kemudian menyebar ke ginjal.

Biasanya bakteri yang masuk tadi akan terbuang bersama urine, sehingga tidak terjadi infeksi. Akan tetapi pada kondisi tertentu, bakteri tersebut akan berkembang biak di dalam saluran kemih, hingga akhirnya menyebar ke ginjal.

Baca juga tentang : Yang Harus Kamu Ketahui tentang Hematospermia

Tanda dan Gejala Pielonefritis

Berikut ini adalah gejala umum yang biasanya muncul pada penderita infeksi ginjal :

  • Demam
  • Panas dingin.
  • Mual dan muntah.
  • Merasa kelelahan.
  • Sensasi terbakar ketika buang air kecil (disuria)
  • Nyeri tumpul di punggung kiri/ kanan atau sakit punggung bagian bawah (nyeri ginjal tumpul).

Selain riwayat dan pemeriksaan fisik yang komprehensif, tanda-tanda yang mungkin dicari dokter dalam mengevaluasi infeksi saluran kemih dapat meliputi:

  • Nyeri ketuk di bawah tulang rusuk terendah (nyeri di sudut costo-vertebralis).
  • Bukti fisik adanya dehidrasi.
  • Denyut jantung yang cepat.

Bahaya Komplikasi akibat Pielonefritis

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat infeksi ginjal atau Pielonefritis :

  • Abses ginjal

Kondisi ini terjadi saat cairan nanah muncul di dalam jaringan ginjal. Abses ginjal bisa berakibat fatal karena bakteri atau carian nanah bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, misalnya ke aliran darah atau paru-paru.

  • Sepsis

Sepsis terjadi ketika infeksi sudah menyebar ke aliran darah. Komplikasi ini dapat berakibat fatal karena bakteri yang berada di aliran darah dapat menyebar ke organ-organ vital, seperti jantung, otak, dan paru-paru.

  • Gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak bisa berfungsi secara normal akibat kerusakan sel ginjal. Kerusakan ginjal ini dapat bersifat sementara maupun permanen.

  • Komplikasi pada kehamilan

Ibu hamil yang menderita infeksi ginjal berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya. Jika tidak ditangani, infeksi ginjal pada ibu hamil bisa menyebabkan bayinya mengalami kelahiran prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah.

Baca juga tentang : Tinea Cruris – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Pencegahan Pielonefritis

Pielonefritis dapat di cegah dengan cara sebagai berikut :

  • Perbanyak minum air putih agar urin tetap dapat diproduksi secara teratur, sehingga bakteri di saluran urine dapat terbuang secara berkala.
  • Biasakan untuk buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual, agar bakteri yang masuk ke dalam saluran urine dapat terbuang.
  • Jangan menahan atau menunda buang air kecil.
  • Jangan menggunakan produk perawatan atau kosmetik pada alat kelamin, untuk menghindari iritasi yang dapat memicu infeksi.
  • Khusus wanita, bersihkan organ kelamin dengan cara mengusap dari depan ke belakang untuk menghindari penyebaran bakteri dari dubur ke organ kelamin.

Pengobatan Akibat Pielonefritis ?

Pengobatan infeksi ginjal yang paling utama adalah pemberian antibiotik. Jika batu ginjal menyebabkan infeksi, ahli urin dapat meminta Anda melalukan Shock Wave Lithotripsy, laser, atau pembedahan untuk mengeluarkan batunya. Pada orang dewasa, pengulangan kultur urin harus dilakukan untuk memastikan infeksi tidak kambuh. Jika tes menunjukan infeksi, konsumsi antibiotik selama 14 hari harus kembali dilakukan; jika masih terjadi, konsumsi antibiotik diperpanjang hingga 6 minggu.

Sumber : https://klinikraphael.com/bahaya-komplikasi-akibat-pielonefritis/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional:
Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

konsultasi klinik raphael

Perhatikan ! Penyebab dan Gejala Penyakit Menular Sifilis

sifilis

Sifilis atau raja singa merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Awalnya hanya muncul luka yang tidak terasa sakit diarea kelamin, mulut atau dubur. Jika terdeteksi lebih awal, maka sifilis akan lebih mudah untuk diobati. Namun, jika tidak diobati dapat mengakitbatkan kerusakan serius pada otak ataupun sistem saraf serta organ lainnya yang termasuk jantung. Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang penyakit sifilis.

Penyebab Penyakit Sifilis

Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini bisa menyebar melalui hubungan seksual dengan penderita sifilis, bakteri ini juga dapat menyebar lewat celah luka pada kulit setelah menyentuh penderita.

Baca juga tentang : Apakah Ada Hubungan Antara Klamidia dan Disfungsi Ereksi (DE)?

Gejala Penyakit Sifilis

Gejala Sifilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan penyakit tersebut. Setiap jenis Sifilis memiliki gejala yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut :

  1. Sifilis Primer

Sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya luka (crancre) 10 sampai 90 hari setelah bakteri masuk kedalam tubuh. Untuk pemulihannya sekitar 3 sampai 6 minggu.

  • Sifilis Sekunder

Sifilis ini ditandai dengan adanya ruam pada tubuh yang terjadi beberapa minggu setelah luka hilang. Ruam terdapat dibagian tubuh manapun khususnya di telapak tangan dan kaki.

  • Sifilis Laten

Sifilis ini terjadi tanpa gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh penderita dan dalam 12 bulan pertama infeksi ini masih bisa menular. Jika tidak segera ditangani, maka sifilis laten akan berubah menjadi sifilis tersier.

  • Sifilis Tersier

Sifilis ini merupakan sifilis yang paling berbahaya. Sifilis ini yang berdampak terhadap mata, jantung, otak,pembuluh darah, tulang, persendian dan juga hati.

  • Sifilis Kongenital

Jika sifilis terjadi pada wanita hamil, maka janin dalam kandungan bisa juga tertular. Risiko ini bisa dikurangi dengan mengobati infeksi sifilis sebelum masa kehamilan mencapai 4 bulan. Jika penanganan dan pengobatannya terlambat, maka ibu hamil akan terkena komplikasi, berupa bayi lahir prematur, keguguran, bayi lahir dengan sifilis dan hilangnya nyawa bayi setelah dilahirkan.

Baca juga tentang : Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Pencegahan Penyakit Sifilis

Penularan sifilis dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu :

  • Melakukan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.
  • Berhenti untuk melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
  • Diskusikan riwayat penyakit kelamin yang sedang dialami dengan pasangan.
  • Lakukan skrining terhadap sifilis secara rutin pada orang-orang yang memiliki faktor risiko tinggi mengalami penyakit ini.

Pengobatan Penyakit Sifilis

Pengobatan sifilis tergantung pada tahapan penyakitnya, yaitu :

  1. Sifilis primer dan sekunder

Pengobatannya dapat dilakukan dengan penisilin melalui pemberian suntikan selama 14 hari.

  • Sifilis tersier dan ibu hamil

Waktu pengobatan akan lebih lama menggunakan antibiotik yang diebrikan melalui infus. Penderita sifilis akan melakukan tes darah untuk memastikan infeksi telah sembuh dengan total  setelah menjalani pengobatan antibiotik.

Selama pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks terlebih dahulu, sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh.

Sumber : https://klinikraphael.com/perhatikan-penyebab-dan-gejala-penyakit-menular-sifilis/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional:
Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

konsultasi klinik raphael
konsultasi klinik raphael

Human Papilloma Virus (HPV)

Human Papilloma Virus

Human Papilloma Virus (HPV) merupakan satu golongan virus yang berisikan sekitar 150 jenis virus serupa. Beberapa jenis diantaranya dapat menimbulkan kutil dan beberapa jenis lainnya dapat menimbulkan kanker. Virus ini menyerang kulit dan selaput lembab yang melapisi tubuh, seperti leher rahim pada wanita, anus, mulut dan tenggorokkan. Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang Human Palilloma Virus (HPV).

Jika terkena HPV, apa yang akan terjadi ?

Dalam beberapa kasus, Human Papilloma Virus (HPV) akan hilang dengan sendirinya dan tidak menyebabkan masalah kesehatan. Namun, ada juga Human Papilloma Virus (HPV) yang tidak hilang, ini yang akan menyebabkan terbentuknya kutil pada area tubuh, seperti tangan, kaki dan alat kelamin. Kutil biasanya muncul seperti benjolan kecil, ukurannya pun bervariasi, mulai dari kecil sampai besar.

Beberapa jenis virus Human Papilloma Virus (HPV) tertentu dapat juga menyebabkan kanker, seperti kanker mulut, kanker tenggorokkan, kanker anus/rektum, kanker leher rahim, kanker vagina dan kanker vulva. Nah, berkembangnya kanker ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Ingat, virus Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebabkan kanker tidak sama dengan jenis HPV yang menyebabkan kutil.

Apakah HPV bisa menyerang pria?

Baik wanita maupun pria bisa terkena infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Jadi, jangan berfikiran bahwa Human Papilloma Virus (HPV) hanya dapat menyerang wanita saja. Bahkan, virus HPV tertentu dapat menyerang pria dan menyebabkan kanker penis.

Kenapa bisa tertular HPV?

Human Papilloma Virus (HPV) bisa menyebar melalui hubungan seksual, baik itu vaginal, anal maupun oral dengan orang yang sudah terinfeksi virus tersebut. Bukan hanya itu, HPV juga bisa menyebar melalui penggunaan “mainan” bersama yang sudah terinfeksi dengan virus HPV.

Kita mungkin tidak dapat mengetahui apakah pasangan kita membawa virus HPV atau tidak kan? Hal ini dikarenakan orang yang terinfeksi virus HPV biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala bahwa ia terinfeksi. Bahkan, seseorang bisa memiliki HPV setelah bertahun-tahun sejak ia melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.

Dalam beberapa kasus yang jarang, ibu hamil yang terinfeksi virus Human Papilloma Virus (HPV) pun bisa menularkannya ke bayinya. Hal ini dapat menyebabkan anaknya mengalami Recurrent Respiratory Papillomatosisi (RRP), yaitu kondisi langka dan berbahaya yang dapat menyebabkan kutil tumbuh didalam tenggorokan.

Pencegahan Human Papilloma Virus (HPV)

  1. Vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV).

Melakukan vaksinasi HPV terbukti aman dan efektif untuk melindungi diri kita dari penyakit yang disebabkan oleh virus HPV, termasuk kanker.

  • Melakukan pemeriksaan kanker serviks (leher rahim).

Pemeriksaan kanker serviks secara rutin pada wanita usia 21-65 tahun, bisa untuk mencegah berkenbangnya kanker serviks.

  • Gunakan kondom saat berhubungan seks.

Menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan seks, terbukti dapat menurunkan risiko tertular Human Papilloma Virus (HPV). Namun perlu diingat, bahwa kondom hanyan melindungi bagian tubuh yang tertutupi dengan kondom saja. Penularan HPV di bagian tubuh yang tidak tertutupi kondom mungkin bisa terjadi.

  • Tidak berganti-ganti pasangan seks.

Ingat, tidak berganti-ganti pasangan seks dapat menurunkan risiko untuk tertular Human Papilloma Virus (HPV).

  • Menjaga kebersihan vagina.

Vagina yang kebersihannya kurang lebih rentan untuk terkena infeksi virus. Maka dari itu, wanita disarankan untuk selalu menjaga kebersihan daerah kewanitaanya.

Kapan Harus di Vaksin HPV?

Sesuai yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), baik pria maupun wanita sebaiknya mendapatkan vaksin HPV saat berusia 11-12 tahun dengan dosis 2x vaksin (dalam jeda waktu 6-12 bulan antar pemberian vaksin). Jika diusia tersebut belum mendapatkan vaksinasi HPV, maka sebaiknya kita mendapatkan vaksin tersebut sebelum usia 26 tahun baik itu wanita maupun pria. Jika sudah menerima vaksinasi HPV pada usia 15 tahun atau lebih, maka dosis yang diberikan adalah 3x.

Sumber : https://klinikraphael.com/human-papilloma-virus-hpv/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional Klinik:

Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

Konsultasi Klinik Raphael

Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang menyebabkan sistem kemih mengalami infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Bakteri penyebab infeksi saluran kencing adalah Escherichia Coli atau E.Coli. Bakteri ini biasa bersarang pada usus besar dan bagian genital lainnya.

Ada beberapa bagian yang termasuk pada saluran kemih, seperti ureter, uretra, ginjal, dan kandung kemih. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dan biasanya menyerang bagi orang-orang yang kurang menjaga kebersihan area genital. Sehingga kuman dan bakteri masuk ke uretra dan menyebabkan infeksi. Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang penyakit infeksi saluran kemih.

Gejala Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kencing juga memiliki beberapa gejala yang umum terjadi pada semua penderitanya. Dimana gejala infeksi saluran kencing membuat si penderita merasa tidak nyaman pada kondisi tertentu, berikut beberapa gejala infeksi saluran kencing.

  1. Selalu ingin buang air kecil
  2. Datang rasa sakit saat kencing
  3. Dimana air urine terasa tidak semua keluar
  4. Badan selalu terasa lelah
  5. Bau pada urine yang tidak sedap
  6. Urine keluar darah

Biasanya seseorang yang menderita infeksi saluran kemih baru melakukan pemeriksaan ketika, air kencingnya memiliki bau yang tidak sedap. Ada juga ketika rasa sakit pada bagian panggul yang tidak tertahankan, ada juga yang baru melakukan pemeriksaan ketika air urine keluar bersama darah.

Sebaiknya, ketika anda merasa selalu ingin buang air kecil, padahal anda sedikit mengkonsumsi air putih bisa jadi itu awal anda mengalami infeksi saluran kemih. Dan juga ketika anda merasakan, meskipun selalu ingin kencing, tapi urine selalu keluar sedikit. Maka itu bisa menjadi penyebab gejala awal infeksi saluran kemih. Sebaiknya anda langsung melakukan pemeriksaan.

Baca juga tentang : Tinea Cruris – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan.

Penyebab Infeksi Saluran Kencing

Seperti dijelaskan diatas, bahwa infeksi saluran kencing terjadi akibat terinfeksinya organ kemih dengan bakteri E.coli. Bakteri tersebut sebenarnya tinggal didalam usus besar. Namun karena anda tidak menjaga kebersihan usai buang air kecil, maka hal tersebut menyebabkan bakteri masuk ke dalam uretra.

Tidak Menjaga Kebersihan Kelamin Dengan Benar

Salah satu penyebab seseorang mengalami infeksi saluran kemih adalah tidak menjaga kebersihan alat kelamin dengan benar. Seperti halnya usai buang air kecil, anda tidak melakukan pembersihan organ kelamin dengan baik, dan menyebabkan bakteri berkembang biak disekitar kelamin, serta menyebabkan infeksi.

Tidak Buang Air Kecil Usai Berhubungan Seks

Usai melakukan aktivitas seksual, maka sebaiknya anda segera melakukan buang air kecil. Karena, bakteri penyebab infeksi saluran kencing dapat menyerang organ seksual yang disebabkan iritasi dari hubungan seksual. Bakteri yang terdapat dalam usus ini akan mengalir menuju uretra.

Lupa Masih Memiliki Kulit Kulup

Pada umumnya tidak sebagian dari laki-laki memotong kulupnya karena sudah masuk dari adat maupun budayanya. namun, perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan penis tersebut dikarenakan dalam kulit kulup tersebut terdapat banyak sekali jenis bakteri yang memicu terjadinya penyakit kelamin.

Tentunya itu membahayakan kepada pasangan wanita dan laki-laki tersebut, maka dari itu perlu diperhatikan metode sunat tradisional di indonesia apabila laki-laki mengalami atau trauma tentang laser.

Jarang Minum Air

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan seorang mengalami infeksi saluran kencing. Dimana ketika tubuh kekurangan air, maka bakteri sangat mudah menyerang. Hal tersebutlah yang menyebabkan seseorang mudah mengalami infeksi saluran kencing.

Selain empat penyebab tersebut, seorang dapat dengan mudah mengalami infeksi saluran kemih karena komplikasi dari beberapa penyakit yang ia alami. Orang-orang ini sangat mudah terserang bakteri E.coli dan menyebabkan mengalami infeks saluran kemih.

  1. Penderita diabetes
  2. Penderita batu ginjal
  3. Penderita prostat
  4. Wanita menopause
  5. Wanita hamil
  6. Seorang yang Metabolisme Tubuhnya rendah

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Setelah mengetahui apa penyebab infeksi saluran kemih, maka sudah sepatutnya anda melakukan pencegahan agar infeksi saluran kemih tidak menyerang tubuh anda kembali, dengan beberapa cara berikut:

  1. Membersihkan kelamin dengan tepat
  2. Perbanyak Minum Air Putih
  3. Jangan Menahan Kencing
  4. Hindari memakai pakaian lembab
  5. Selalu buang air kecil usai bercinta

Itulah penyebab infeksi saluran kencing dan cara pencegahannya. Apabila anda butuh melakukan pelayanan medis. Maka anda bisa datang langsung ke klinik raphael untuk berkonsultasi mengenai penyakit infeksi saluran kemih pada tubuh anda.

Sumber : https://klinikraphael.com/penyebab-infeksi-saluran-kemih/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional:
Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

Konsultasi Online

Apakah Ada Hubungan Antara Klamidia dan Disfungsi Ereksi (DE)?

disfungsi ereksi

Klamidia adalah penyakit menular seksual (PMS) yang dapat menyerang pria dan wanita. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius. Salah satu komplikasi yang dapat disebabkan oleh klamidia adalah disfungsi ereksi (DE). Namun, ini cenderung akibat klamidia yang menginfeksi prostat pria dan menyebabkan prostatitis. Tidak jarang pria dengan prostatitis juga mengalami disfungsi ereksi (DE). Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang hubungan antara klamidia dengan disfungsi ereksi (DE).

Gejala Penyakit Klamidia

Seseorang mungkin menderita klamidia selama berminggu-minggu sebelum terlihat gejala apa pun. Kerusakan dapat terjadi tanpa penderita sadari telah terinfeksi. Wanita khususnya rentan terhadap masalah serius yang berkaitan dengan klamidia. Ketika gejala klamidia benar-benar muncul, seringkali mirip dengan PMS lainnya.

Gejala Awal Klamidia Pada Pria Meliputi:

  • Keluarnya cairan dari ujung penis
  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Nyeri dan mungkin bengkak di testis

Wanita juga mungkin mengalami rasa sakit saat buang air kecil, serta sakit perut, keputihan, dan pendarahan antar periode. Komplikasi jangka panjang klamidia lebih serius pada wanita daripada pria. Wanita berisiko terkena penyakit radang panggul (PID) jika infeksi klamidia menyebar ke rahim dan saluran tuba. PID dapat membuat beberapa wanita tidak mungkin hamil. PID juga dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kondisi yang berpotensi fatal di mana janin berkembang di luar rahim.

Pada pria, klamidia tidak mungkin menghalangi penderita untuk menjadi ayah. Namun, nyeri pada saluran yang membawa sperma dari testis bisa menjadi masalah jangka panjang.

Perawatan Klamidia dan Disfungsi Ereksi (DE)

Klamidia adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar melalui hubungan seksual melalui vagina, mulut, atau anal tanpa kondom. Seperti kebanyakan infeksi bakteri, pengobatan utama untuk klamidia adalah pemberian antibiotik. PMS khusus ini dapat diobati. Obat biasanya mampu melumpuhkan infeksi.

Penderita harus meminum antibiotik sesuai resep dokter. Pasangan penderita juga harus dirawat. Ini akan membantu mencegah penyakit menyebar bolak-balik.

Ada mitos umum bahwa menderita klamidia sekali membuat kebal terhadap infeksi untuk kedua kalinya. Ini tidak benar. Penderita dan pasangan perlu minum antibiotik lengkap. Penderita juga harus menahan diri untuk tidak berhubungan seks sampai perawatan selesai.

Baca juga tentang : 6 Penyakit Kelamin Pada Wanita yang Berbahaya

Penyebab Disfungsi Ereksi (DE)

Disfungsi ereksi hanyalah ketidakmampuan untuk memiliki atau mempertahankan ereksi yang membuat hubungan seksual menyenangkan bagi kedua pasangan. Ada banyak kemungkinan penyebabnya.

  • Klamidia

Klamidia dapat menyebabkan prostat terinfeksi. Ini bisa membuat prostat membengkak, membatasi aliran darah ke penis. Klamidia juga dapat menyebabkan nyeri pada testis. Seks mungkin menyakitkan bagi penderita dan pasangan jika keduanya terinfeksi. Rasa sakit, atau kecemasan tentang PMS ini, mungkin membuat penderita sulit terangsang secara seksual.

  • Penyebab psikologis

Beberapa penyebab DE mungkin bersifat psikologis. Otak memainkan peran penting dalam gairah seksual. Kondisi mental atau emosional yang mengganggu kemampuan otak untuk memicu perasaan rangsangan seksual dan mempertahankan perasaan tersebut dapat menyebabkan DE.

Beberapa penyebab psikologis DE yang lebih umum meliputi:

  • Depresi
  • Kegelisahan
  • Menekankan
  • Masalah hubungan
  • Penyebab fisik

Sirkulasi darah yang sehat juga penting untuk mendapatkan dan menjaga ereksi. Kondisi yang memengaruhi kesehatan pembuluh darah dan aliran darah melalui vena dan arteri dapat menyebabkan DE.

Kondisi kesehatan fisik yang mungkin terkait dengan DE adalah:

  • Diabetes
  • Aterosklerosis (arteri menyempit atau tersumbat)
  • Penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi
  • Masalah tidur
  • Kegemukan
  • Sklerosis ganda
  • Penyakit Parkinson
  • Prostatitis dan perawatan untuk masalah prostat
  • Pilihan gaya hidup dan pengobatan

Merokok, konsumsi alkohol, dan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan obat tekanan darah tinggi, juga dapat menyebabkan DE.

Kapan Sebaiknya Menemui Dokter

Jika Anda mengetahui pasangan Anda menderita klamidia atau PMS apa pun, Anda harus pergi ke dokter atau klinik dan menjalani tes. Biasanya, tes urine adalah semua yang diperlukan untuk memastikan diagnosis.

Jika Anda memiliki gejala, seperti keluarnya cairan dari penis atau nyeri saat buang air kecil, Anda tidak perlu menunggu untuk menemui dokter. Jika ada cairan, usapan serviks wanita atau uretra pria dapat dilakukan untuk informasi diagnostik tambahan. Menunggu terlalu lama hanya akan memperburuk kesehatan Anda. Klamidia tidak akan sembuh dengan sendirinya.

DE sesekali sering terjadi pada kebanyakan pria. Bahkan pria muda mengalami disfungsi ereksi. Jika episode ini menjadi lebih sering atau Anda tidak dapat menjadi terangsang atau tetap terangsang, temui dokter atau ahli urologi Anda. Seorang ahli urologi adalah spesialis kesehatan seksual pria. Buatlah janji temu dan bersiaplah untuk menjelaskan gejala Anda.

Baca juga tentang : Waspada Penyakit Servisitis Pada Wanita

Tips Untuk Seks Aman

Mencegah serangan klamidia atau PMS lainnya di masa mendatang, serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, andalkan kedua pasangan bersikap proaktif tentang seks yang aman. Berikut beberapa tip utama:

  • Kenakan kondom.
  • Hindari kontak seksual dengan siapa pun kecuali pasangan.
  • Jalani tes PMS secara berkala, meskipun Anda berada dalam hubungan monogami.
  • Bicarakan dengan pasangan tentang riwayat seksual mereka, dan terbuka dengannya tentang riwayat seksual Anda.
  • Hindari hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang kesehatan seksualnya tidak pasti.

Sumber : https://klinikraphael.com/apakah-ada-hubungan-antara-klamidia-dan-disfungsi-ereksi-de/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional:
Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

Yang Harus Kamu Ketahui tentang Hematospermia

Hematospermia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan dari vesikula seminalis, yaitu kelenjar di belakang prostat yang memproduksi 80% air mani. Penyakit ini membuat pria merasa ketakutan sebab darah keluar dalam air maninya. Namun, sebenarnya kondisi ini tidak selalu menandakan masalah kesehatan yang serius.

Keluhan sperma berdarah atau hematospermia biasanya dapat hilang sendiri dan tidak perlu diperiksakan atau diberikan obat. Namun, jika sperma berdarah terjadi pada pria berusia di atas 40 tahun, terjadi berulang kali, dan disertai dengan keluhan saat berkemih atau riwayat penyakit tertentu, kondisi ini perlu diobati. Klinik Raphael akan membantu anda dalam mempelajari tentang penyakit hematospermia.

Penyebab Hematospermia

Berikut ini merupakan beberapa penyebab Hematospermia yang perlu diketahui :

1. Peradangan

Peradangan merupakan penyebab Hematospermia yang paling umum. Hematospermia bisa diakibatkan peradangan yang berasal dari kelenjar atau saluran sperma dalam tubuh, seperti kelenjar prostat, uretra, epididimis, dan vesikula seminalis.

2. Infeksi

Hematospermia juga umum disebabkan oleh infeksi, baik itu infeksi virus, bakteri, maupun jamur. Salah satu contohnya adalah infeksi menular seksual yang cenderung disertai dengan gejala nyeri saat buang air kecil.

3. Sumbatan

Saluran kecil pada sistem reproduksi bisa tersumbat dan menyebabkan pembuluh darah pecah. Hal ini menyebabkan sperma yang melewati saluran tersebut jadi bercampur dengan darah.

Salah satu kondisi yang bisa menyebabkan penyumbatan adalah benign prostate hyperplasia (BPH). Pada BPH, prostat membesar dan menjepit saluran kemih yang juga dilewati sperma sehingga bisa menyebabkan Hematospermia atau sperma berdarah.

4. Tindakan medis atau cedera

Hematospermia bisa terjadi sebagai efek samping dari tindakan medis, misalnya tindakan untuk menangani masalah saluran kencing, terapi radiasi, vasektomi, dan tindakan biopsi pada kelenjar prostat.

Selain itu, cedera di area kelamin, misalnya karena ditendang, terbentur, atau aktivitas seksual maupun masturbasi yang berlebihan, juga dapat menyebabkan Hematospermia.

5. Tumor atau kanker

Tumor pada prostat, testis, epididimis atau vesikula seminalis juga dapat menyebabkan sperma berdarah. Walaupun kejadiannya cukup jarang, Hematospermia dapat disebabkan oleh kanker, seperti kanker testis atau kanker kandung kemih. Kondisi ini perlu diwaspadai pada lansia, terutama yang memiliki riwayat kanker pada keluarga.

Selain kondisi di atas, Hematospermia juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti polip jinak pada saluran reproduksi, kista vaskular, tekanan darah tinggi, penyakit liver, leukemia, hemofilia, atau kanker prostat.

Baca juga tentang : Herpes Simplex – Gejala Penyebab dan Pengobatan.

Gejala Hematospermia

Untuk mengetahui penyebab dari keluarnya darah dalam air mani biasanya dokter akan bertanya tentang gejala terkait sebagai berikut :

  • Bentuk darah dalam urin (hematuria)
  • Rasa panas dan terbakar serta nyeri saat buang air kecil
  • Sulit mengosongkan kandung kemih
  • Kandung kemih terasa sakit dan membuncit
  • Ejakulasi menyakitkan
  • Ada pembengkakan pada organ intim atau cedera
  • Kelainan penis atau penyakit menular seksual
  • Demam dan tekanan darah yang tidak normal

Cara Mengatasi Hematospermia

Kebanyakan keluhan Hematospermia dapat sembuh dengan sendirinya. Oleh karena itu, tidak perlu langsung ke dokter. Bila Hematospermia muncul setelah terjadi cedera,maka dianjurkan untuk beristirahat yang cukup agar sumber perdarahan cepat sembuh.

Jika Hematospermia disertai dengan pembengkakan pada area pangkal paha, maka dapat mengompres area tersebut selama 10–20 menit dengan kompres dingin.

Namun bila keluhan tidak kunjung membaik atau Hematospermia tetap muncul selama lebih dari satu bulan, maka perlu memeriksakan kondisi ini ke dokter. Dokter akan memberikan obat sesuai penyebab Hematospermia.

Berikut adalah obat-obatan yang mungkin diberikan untuk mengatasi Hematospermia:

  • Obat antiinflamasi

Obat antiinflamasi atau antiradang biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi Hematospermia  atau sperma berdarah yang disebabkan oleh peradangan atau sperma berdarah yang disertai dengan pembengakakan.

  • Obat antibiotik

Jika Hematospermia disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik. Bila seseorang menerima antibiotik, penting untuk diingat bahwa konsumsi obat ini harus sesuai dengan anjuran dari dokter.

Bila Hematospermia disebabkan oleh adanya penyumbatan pada saluran kemih atau saluran reproduksi, baik yang disebabkan oleh tumor atau batu kandung kemih, mungkin dokter akan menyarakan operasi.

Munculnya Hematospermia memang bisa meresahkan. Namun, umumnya gejala ini tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri. Jadi, tidak perlu panik dulu.

Sumber : https://klinikraphael.com/yang-harus-kamu-ketahui-tentang-hematospermia/

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional:
Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)